Entri Populer

Selasa, 15 Februari 2011

Mars and Venus

Wanita dan Pria, Perbedaan yang Saling Melengkapi
Dalam sebuah perumpamaan yang dibuat oleh Dr. John Gray Ph.D., dalam bukunya Men are from Mars Women are from Venus, diceritakan bahwa dahulu kala, laki- laki yang diumpamakan sebagai makhluk penghuni Mars, meneropong ke planet di luarnya dan menemukan ‘makhluk’ yang berbeda di planet Venus. Makhluk yang membuat jantung mereka berdebar dan meraskan kebahagiaan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Makhluk Venus tersebut brnama wanita. Mereka pun bertemu, saling jatuh cinta dan menjalin hubungan yang membahagiakan karena mereka saling menghormati dan menerima perbedaan masing- masing. Mereka saling mengakui bahwa mereka berasal dari planet yang berbeda dan memiliki ‘adat’ yang berbeda. Kemudian, mereka tiba di bumi dan mulai menderita amnesia. Mereka pun menjadi lupa bahwa mereka berasal dari planet yang berlainan sehingga ketika terjadi perbedaan, terjadilah konflik- konflik di antara mereka.
Ya, pria dan wanita berbeda. Dan perbedaan mereka (dalam beberapa penelitian yang semakin digalakkan mendekati akhir abad ke-20) bukan hanya dari segi penampilan dan perilaku, namun juga perbedaan spesifik secara fisik, perbedaan yang mencakup semua system dalam tubuhnya. Secara mendasar, pria dan wanita bebeda. Marianne Legato, seorang professor obat- obatan klinis di Columbia University dan salah seorang pakar utama dalam perbedaan gender, berada di baris depan pada pemahaman ini.
Misalnya saja, perempuan memiliki system kekebalan tubuh yang jauh lebih kuat dibandingkan pria, membuat mereka lebih jarang terkena infeksi, tetapi lebih mudah terserang penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis.
Wanita lebih mudah menguraikan kata- kata lisan daripada pria. Karena pada wanita kedua sisi otaknya terlibat dalam penguraian makna, sementara pada pria hanya otak kirinya saja yang bekerja dalam penguraian makna. Perempuan mampu memahami tentang ekspresi wajah yang lebih beragam dengan tepat dibandingkan pria, memberikan mereka keuntungan empati. Perempuan juga mempunyai memori yang lebih baik atas kata- kata lisan, yang berarti mereka cenderung mengingat komentar dan perdebatan yang secara bijak telah dilupakan oleh pria pada umumnya.
Kemudian, laki- laki lebih unggul dalam kemampuan membayangkan, misalnya bagaimana suatu bentuk terlihat jika diputar di ruang dua atau tiga dimensi. Kemampuan memecahkan soal matematika tingkat lanjut berkaitan dengan kemampuan memahami dan memainkan hubungan ruang tiga dimensi ini. Kerrin Christiansen dan Rainer Knussmann dari University of Hamburg di Jerman menunjukkan bahwa kadar testosterone yang lebih tinggi pada laki- laki sangat behubungan dengan kemampuan ini. Walaupun begitu, mereka juga mendapati bahwa kadar hormon tersebut berhubungan dengan menghilangnya kemampuan mereka dalam ekspresi verbal yang menjadi keunggulan perempuan.
Ruben Gur, Ph.D., dan Requel Gur, ,.D., Ph.D., dari University of Pennsylvania, diPhiladelphia mengukur aliran darah serta aktivitas pada otak laki- laki dan perempuan, dan mereka berulang kali mendapati bahwa perempuan menggunakan lebih banyak bagian otak mereka saat diberi tugas verbal dan spasial yang sangat beragam. Menurut mereka, hal inilah yang mungkin menyebabkan perempuan mampu berfokus pada sejumlah hal yang berbeda pada saat yang bersamaan. Sementara, laki- laki lebih baik pada saat berkonsentrasi pada sebuah tugas dari awal sampai akhir.
Pengungkapan perbedaan antara pria dan wanita ini bukan bermaksud untuk mendiskriditkan salah satu pihak, melainkan untuk mengukuhkan bahwa wanita adalah wanita, dan pria adalah pria. Perbedaan di antara mereka tidak lain merupakan perbedaan yang memang telah disetting untuk saling melengkapi. Kekurangan dan ketiadaan yang tidak dimiliki oleh salah satu pihak disempurnakan oleh pihak yang lain.
Sebenarnya, pria dan wanita adalah dua cabang dari satu pohon yang sama, dua bersaudara dari ayah dan ibu yang sama, yaitu Adam dan Hawa. Keduanya tidak berbeda, berasal dari akar penciptaan yang sama sehingga secara global memiliki karakteristik kemanusiaan yang sama pula. Pria dan wanita memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama, serta hak untuk memperoleh surge sebagai balasan dari amal kebaikan yang telah dikerjakannya.
Ada hal- hal yang memang harus dibiarkan berbeda antara perempuan dan laki- laki, sebagai cara untuk menjaga fitrah dan peran mereka. Islam mengakui kesetaraan antara laki- laki dan perempuan dalam asal penciptaan, derajat, hak hidup, harta, hokum, dan kehidupan sosial, bahkan menganjurkan lelaki dan perempuan berlomba- lomba dalam kebaikan. Namun, Islam tetap mengakui adanya perbedaan dalam masalah kepemimpinan keluarga, hak waris, kesaksian, pakaian dan perhiasan, pernikahan, serta berbagai peran yang berhubungan dengan fungsi reproduksi.
Demikianlah, pria dan wanita sama- sama memiliki keunikan khas yang tidak dimiliki oleh pasangannya. Keunikan keduanya akan menjadi saling menyempurnakan jika dipadukan. Begitulah Allah menciptakan pribadi yang berbeda dari setiap manusia, untuk saling melengkapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar