Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Puji syukur kami panjatkan Kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan kesempatan kepada hambaNya untuk terus menuntut ilmu di dunia ini. Sudah menjadi kewajiban bahwa ilmu yang telah kita peroleh kita sampaikan kepada orang lain. Di bawah ini adalah bagian dari materi PERISAI yang disampaikan oleh seorang trainer dan pemateri dari KPK pada tanggal 7,8,9 Agustus 2010. Semoga bermanfaat…
Apa itu PERISAI?
PERISAI atau Pelatihan Kaderisasi Anti Korupsi adalah salah satu program kerja yang difasilitasi oleh Departemen Luar Negeri bekerja sama dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa yang bertujuan agar peserta memiliki kontribusi nyata dalam kegiatan anti korupsi.
Kegiatan PERISAI ini memiliki tujuan khusus, yaitu setelah mengikuti kegiatan ini peserta diharapkan:
- Memahami korupsi dan pemberantasaanya sehingga dapat bersikap dan tergerak untuk ikut memberantasnya
- Mengidentifikasi potensi dan perilaku koruptif khususnya di dunia pendidikan Indonesia
- Memiliki kesiapan diri untuk menjadi pribadi yang anti korupsi secara sistemik dan bekelanjutan
- Memiliki strategi dan taktik untuk menciptakan zona anti korupsi di lingkungannya masing- masing
- Menyusun impian dan rencana aksi untuk menciptakan kampus anti korupsi yang bernilai tambah bagi pembentukan generasi anti korupsi
- Memiliki system monitoring dan evaluasi berupa TERAPI (Kartu Mentoring Anti Korupsi) sebagai tindak lanjut pelatihan
Jadi, kegiatan PERISAI ini tidak hanya sekedar pelatihan, tapi harus ada action sebagai salah satu syarat kelulusan peserta yang telah mengikuti pelatihan.
KITA harus tahu…
“Memahami untuk Membasmi”
Jika kita tidak mengetahui apa itu korupsi, maka tanpa kita sadari kita mungkin melakukannya setiap saat. Oleh karena itu diperlukan pemahaman apa itu korupsi. Mungkin masyarakat sekitar kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “korupsi”, tapi apakah mereka mengetahui apa itu korupsi? Ternyata tidak, karena istilah korupsi tidak begitu familiar digunakan oleh masyarakat. Istilah yang berasal dari bahasa Latin “Corruptio” yang berarti kerusakan atau kebobrokan ini tidak semua masyarakat dunia menggunakannya. Masyarakat Muangthai menggunakan istilah “Gin Moung” yang berarti makan bangsa, China menggunakan “Tanwu” yang berarti Keserakahan bernoda, dan Jepang menggunakan istilah “Oshuko” yang berarti Kerja kotor. Selanjutnya yang menjadi tugas kita adalah memasyarakatkan istilah Korusi dengan bahasa maupun istilah yang mudah dipahami oleh semua kalangan masyarakat.
Rumus Korupsi
Korupsi : (tindakan melawan hukum + mengambil hak orang lain + tujuan memiliki atau mendapatkan keuntungan) + ada penyalahgunaan kewenangan/ kepercayaan + menimbulkan kerugian negara
: (pencurian + penyalahgunaan kewenangan/kepercayaan) + kerugian negara
: penggelapan + kerugian negara
Sistem Pribadi Anti Korupsi
Memberantas korupsi membutuhkan orang- orang yang sudah selesai dengan DIRI-nya. Di era serba mengagungkan materi, kadang kita salah memaknai tentang “ORANG YANG SUDAH SELESAI DENGAN DIRINYA”, sering kali kita menganggap orang yang sudah selesai dengan dirinya adalah orang yang sudah kaya raya. Padahal kita mengetahui bahwa banyak koruptor adalah orang yang kaya juga, namun belum selesai dengan dirinya. Manusia yang memiliki konsep diri yang jelas adalah yang sudah selesai dengan dirinya.
Mahasiswa sebagai API (Agen Perubahan Indonesia)
Perubahan adalah cirri kehidupan, siapa yang tidak mau berubah berarti telah menuju pada keusangan dan ketiadaan. Mahasiswa adalah bagian dari 20% yang menentukan dalam pareto 20/80 perubahan. Mahasiswa yang tidak mau mempersiapkan dan menyesuaikan dengan perubahan akan mengalami ………….. (tafadhol isi dengan pendapat antum…)
Mari kita renungkan…
Nyalakah API dalam diri Anda
Untuk membakar segala keburukan DIRI, diantaranya keserakahan dan kesempatan melakukan KORUPSI
Prestasi pada Era Dream Society
Tidak cukup hanya prestasi, namun dibutuhkan prestasi dengan pangkat tak terhingga. Siapapun yang bergabung dalam barisan pemberantasan korupsi, baik: 1)sekedar mencari materi, jabatan dan popularitas, 2)mencari materi, jabatan dan popularitas sambil ikut memberantas korupsi, 3)memberantas korupsi sambil mencari materi, jabatan dan popularitas, 4)murni memberantas korupsi, 5)memberantas korupsi karena ibadah. Siapapun itu, semuanya akan mengalami berbagai fenomena perubahan lingkungan yang cepat dan era “dream society”. Perubahan tersebut bagaikan angin “bala” atau ujian kehidupan yang datang pada orang baik maupun orang jahat, sehingga wajar manusia membutuhkan kecerdasan menghadapi kesulitan. Bagi orang baik, bala tersebut adalah musibah. Bagi orang jahat, bala tersebut bala tersebut adalah azab. Semakin tinggi prestasi yang ingin diraih dan dicapai maka angin “bala”, “musibah” maupun “azab” akan semakin kencang.
Ada 3 jenis manusia dalam menghadapi kesulitan (John Stochl): 1)Quitter, mereka diam dan menunggu angin tersebut tidak ada. 2)Champer, mereka bergerak dan berusaha menyelesaikan masalah sampai berhasil, namun kemudian diam berkemah menikmati prestasi yang diraihnya. 3)Climber, mereka bergerak menyelesaikan masalah untuk mencetak prestasi, dan terus mencari PUNCAK PRESTASI yang lainnya, sampai maut memisahkan ruh, jiwa dan badannya.
Bagi pejuang anti korupsi atau Agen Perubahan Indonesia, “bala” bukanlah sesuatu yang mengerikan, namun berkah, karena “bala” merupakan “Stimulus Energi” untuk mencetak prestasi secara simultan, PRESTASI,,,PRESTASI,,,PRESTASI,,, terus hingga TAK TERHINGGA.
Semakin kencang angin bala, maka semakin besar energy yang muncul untuk mencetak PRESTASI, hal tersebut berlaku bagi personil yang mempunyai kalbu yang bersih dan hidup, yakin akan kekuatan dan energy yang melimpah serta tak terbatas dari Pemilik Kehidupan. Inilah bekal berarti yang diperlukan untuk para pejuang Anti Korupsi maupun Agen Perubahan Indonesia.
Agar PRESTASI Tidak Usang (pelajaran untuk kita semua)
Banyak manusia yang terlena dengan PRESTASI dan berbagai kompensasi yang diperolehnya, kemudian berkemah menikmatinya, sehingga kinerjanya menurun. Pada kondisi tersebut, mereka merasa tidak ada masalah dan sah-sah saja bersantai, sehingga menurunkan daya kritis dan sensitivitas terhadap perubahan lingkungan, menurunkan daya respon terhadap fenomena eksternal.
Semakin cepat perubahan akan berdampak pada usia PRESTASI yang semakin cepat using, siapapun atau organisasi manapun yang mengandalkan pada prestasi dengan pangkat yang sedikit, maka prestasinya akan cepat usang. Sungguh merugi pribadi atau organisasi yang merasa berprestasi sehingga berkemah untuk menikmati, padahal prestasi tersebut telah usang.
Sungguh beruntung pribadi maupun organisasi yang saat berprestasi justru didera bala, karena mereka mempunyai kesempatan untuk mencetak prestasi lebih tinggi lagi, dan itu adalah tanda bahwa mereka masih dicintai ALLAH…
“Terangnya pemberantasan korupsi akan bertahan lama ketika berbasiskan terangnya cahaya kalbu yang hidup. Cahaya tersebut bagaikan sumber api yang tak mudah padam oleh berbagai hembusan angin perubahan, godaan korupsi dan serangan balik para koruptor”
Katakan TIDAK terhadap KORUPSI
Dalam diri manusia terdapat satu gumpal daging, jika itu sakit maka sakitlah seluruh dirinya…
Hati yang jauh dari cahaya ilahi (ruh yang suci), ia akan keras membantu, diberi peringatanpun, tidak akan berpengaruh…
Hati yang bersih, dalam dirinya ada “jiwa yang berkata- kata” yang akan dengan secara otomatis memperingati seseorang dari perilaku menyimpang, termasuk di dalamnya PERILAKU KORUPSI
“Jadikan dunia ada dalam genggamanku, tapi jangn masukkan dunia ke dalam hatiku” Ali bin Abi Thalib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar